Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Lampe Berger And Estebel

Lampe Berger  And Estebel

MENU

Kamis, 25 Oktober 2007

Polusi Udara Penyebab Utama Kanker Paru


Masyarakat yang tinggal di daerah atau kota-kota dengan tingkat polusi udara yang tinggi, diminta untuk lebih waspada. Pasalnya, polusi udara termasuk asap rokok ditengarai menjadi penyebab utama kanker paru-paru.
"Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit kanker yang jumlah penderitanya terus meningkat. Insiden penyakit kanker paru di dunia diperkirakan naik 0,5 persen setiap tahunnya," ungkap Dr. Noorwati Sutandyo, Sp.P.D.-K.H.O.M. dari Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais di Jakarta, baru-baru ini.
Dia mengatakan hal itu pada acara media edukasi bertema "Pengobatan Target Terapi Kanker Paru dan Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita". Pembicara lain, Dr. Eddy Suratman, Sp.P., Prof. Dr. dr. A. Haryanto Reksodiputro, SpP-K.H.O.M. dari Divisi Hematologi-Onkologi Medik FKUI/RS Cipto Mangunkusumo/RSK Dharmais, dan Dr. Hermin Sitompul (Medical Director PT Astra Zeneca Indonesia).
Tingginya tingkat kematian tersebut sering akibat penderita tidak menyadari terjangkit kanker paru-paru. "Kebanyakan baru mengetahui setelah penyakitnya sudah memasuki stadium lanjut. Dengan begitu, penanganan medis umumnya terlambat dan kondisi pasien sudah parah," ujar Noorwati.
Meski demikian, Haryanto Reksodiputro mengungkapkan, kini ada harapan baru bagi penderita kanker paru dengan ditemukannya obat yang bekerja dengan cara menyerang target molekul tertentu yang hanya ada sel kankernya.
"Obat kanker paru terobosan terbaru yang saat ini telah tersedia adalah obat berbahan aktif gefitinib. Saat ini gefinitib telah menjadi pilihan terbaik di banyak negara untuk pengobatan kanker paru. Obat gefitinib, yang memiliki merek dagang Iressa TM ini," katanya.
Ny. Lestari, pasien kanker paru stadium III-B mengisahkan, dirinya setelah menjalani pengobatan dengan Iressa merasakan adanya kemajuan terutama dalam kualitas hidup. "Saat ini saya lebih memiliki banyak waktu dengan keluarga, karena saya tidak lagi harus bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani kemoterapi. Dan pengobatan target terapi ini sangat praktis dan efek sampingnya relatif sangat ringan, saya tidak lagi mengonsumsi obat-obatan."
Eddy Suratman mengatakan, memang sulit menuntut masyarakat terlalu waspada terhadap ancaman kanker paru-paru. Apalagi sifat dari penyakit ini tidak memiliki gejala yang spesifik, terkadang gejalanya sama dengan penyakit umum lainnya seperti batuk, sesak napas, dan tidak nafsu makan.
Dikatakannya, pada umumnya pasien kanker paru stadium lanjut akan menurun kualitas hidupnya. Hal ini diakibatkan oleh gangguan pada paru dan gejala metastasis serta efek samping dari macam-macam pengobatan
Selama ini pengobatan kanker paru stadium lanjut menggunakan cara kemoterapi, yaitu pasien di berikan suntikan yang berisi obat anti kanker yang mengandung bahan aktif seperti taxane, cisplatin atau carboplatin dan lain-lain. Obat ini bekerja dengan cara membunuh sel-sel kanker.
Meski bermanfaat, namun kemoterapi juga memiliki efek toksin atau racun yang relatif banyak. Umumnya pasien mengalami efek samping yang tidak menyenangkan seperti mual luar biasa, nyeri pada seluruh tubuh, dan rambut rontok. Kondisi ini akan makin menurunkan kualitas hidup pasien. Sering kali, tidak hanya sel kanker yang mati namun sel-sel sehat ikut pula terkena.Menurut data, saat ini kanker paru menjadi penyebab kematian utama pada penderita kanker. Di Amerika Serikat dilaporkan 170.000 kasus kanker paru baru dilaporkan setiap tahunnya dengan angka kematian 149.000 pasien. Sementara di Jepang, pada 2000 ditemukan 52.182 kasus baru dan merenggut 43.159 nyawa penderitanya.

Tidak ada komentar: