Pdpersi, Jakarta - Seorang wanita meninggal tiap dua menit akibat kanker serviks. Angka kematian mencapai 270.000 kematian setiap tahunnya di dunia. Sekitar 85% kematian akibat kanker seviks terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.
Kanker serviks, atau yang biasa kita kenal dengan kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada suatu daerah organ intim wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim dan vagina. Kanker ini termasuk kanker yang dapat dicegah dan paling dapat disembuhkan dari semua kasus kanker.
Kanker leher rahim adalah kanker penyebab kematian nomer satu di Indonesia. Di Indonesia, setiap tahun, terdapat lebih dari 15.000 kasus kanker serviks baru dan kurang lebih 8.000 kematian. Sedangkan setiap hari sekitar 40–45 kasus baru ditemukan dan 20–25 perempuan meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Kanker ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi atau re-infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus). Sekali Anda terkena HPV, seumur hidup virus itu akan berada pada tubuh Anda.
Saat ini sudah ada vaksin pencegah HPV, Gardasil, yang mampu mencegah masuknya virus ke dalam tubuh. Gardasil diperuntukkan bagi wanita berusia 9-26 tahun yang belum terkena virus HPV. Gardasil diberikan sebanyak 3 kali, yaitu bulan ke- 0, 6, dan 12. Vaksin ini diperkirakan dapat bertahan untuk jangka waktu 8 tahun dari sejak diberikan. Namun, penelitian masih berjalan, bukan tidak mungkin nantinya vaksin ini cukup diberikan satu kali seumur hidup.
Vaksin yang telah mendapatkan izin resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta mengantongi sertifikat Halal dari The Islamic Food and Nutrition Council of America (IFANCA) itu kini telah tersedia di rumah sakit Brawijaya Women & Children Hospital.
Eva Celia putri dari artis ternama Sophia Latjuba adalah remaja putri pertama yang mendapatkan vaksin tersebut di rumah sakit Brawijaya Women & Children Hospital beberapa waktu lalu. "Saya merasa sangat beruntung, karena sebagai seorang remaja yang sedang beranjak dewasa, saya telah mendapat banyak sekali informasi mengenai penyakit kanker serviks ini. Dari situlah timbul kesadaran saya untuk mencegah penyakit yang menakutkan ini dengan melakukan vaksinasi,” kata Eva yang baru-baru ini ditetapkan sebagai ikon produk perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia.
Eva yang juga tengah merintis karir di dunia keartisan itu berharap para remaja putri lainnya mendapatkan informasi yang luas mengenai penyakit kanker serviks. “Karena itu saya ingin menyarankan pada mereka semua untuk mengajak ibu mereka menemui dokter dan mendapatkan informasi yang benar tentang penyakit ini dan bagaimana untuk mencegahnya,”tutur Eva Celia.
Sementara itu, ahli penyakit kandungan dari Brawijaya Women & Children Hospital dr Nugroho Kampono SpOG (K) menjelaskan, untuk membantu menurunkan angka prevalensi kanker serviks, imunisasi menyeluruh bagi perempuan dewasa dan remaja perlu dilakukan. Selain itu ada pendeteksian berkesinambungan terhadap penyakit tersebut.
“Ini adalah langkah maju yang sangat kritis bagi kita untuk terus mengupayakan pengurangan beban kanker serviks dan penyakit-penyakit lain yang terkait dengan HPV,” tutur dr Nugroho Kampono.
Menurut dr Nugroho, saat in terdapat lebih dari 100 tipe HPV4. Sebagian besar virus tersebut relatif tidak berbahaya. Namun terdapat empat tipe HPV yang biasanya menyebabkan masalah, seperti HPV tipe 16 & 18 yang menjadi penyebab utama dari 70% kanker serviks dan tipe 6 & 11 untuk 90% kasus genital warts (kutil di alat kelamin). Pada umumnya infeksi HPV tidak menimbulkan gejala, namun infeksi berkelanjutan dapat menimbulkan masalah seperti sel serviks abnormal, genital warts dan yang paling berbahaya adalah kanker serviks. (izn) (source:http://pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=15&tbl=galeri)
Lampe Berger And Estebel
MENU
- Lampe Berger (30)
- Others (23)
- Estebel (21)
- Testimonies (9)
- Photos Activity (2)
Senin, 13 Oktober 2008
Bentengi Putri Anda dengan Vaksin Kanker Serviks
Posted by
Admin
at
12.05
Labels:
Lampe Berger,
Others
0
comments
Kamis, 09 Oktober 2008
More positive effects from eating fish
Experts warn that hypertension, or high blood pressure, is the red light warning us that a life-threatening heart attack may be headed toward us like a runaway train. To stop it, they say, get that blood pressure under control!
The Center Institute for Cardiovascular Research in Berlin studied 24 men with slightly elevated blood pressure. For two weeks, half of the group dined daily on two seven-ounce cans of mackerel and followed that with three cans a week for the next eight months. Mackerel was chosen for its very high levels of omega 3 oils.
The results? The higher the levels of omega-3 fatty acids in their blood, the more their blood pressure dropped. The conclusion: A minimum of only three ounces of mackerel a week lowered blood pressure about 7% - and eliminated the need for medication. Fish oils seem to be just as important in fighting cancer. Those overactive prostaglandins that may touch off heart problems, are also present in most cancers, says Rutgers University researcher Dr. Rashida Karmali. Now, encouraging studies at Rutgers and elsewhere indicate that fish oils re highly effective at putting the clamps on the overproduction.
And once the heavy concentration of those hasty prostaglandins is reduced, the risk of breast, pancreatic, lung, prostate and colon cancer also drops. Eskimo and Japanese women eat lots of fish and seldom develop breast cancer.Migraine sufferers may find relief with omega-fish oils, according to a team of researchers at the University of Cincinnati. Of those who took part in that study, 60% reported that their chronic migraines were less severe and the frequency reduced by half over six weeks when they took fish oil capsules. The average number of migraines dropped from two a week to two every two weeks. For some reason, men seemed to benefit more from adding the fish oils to their diet than women.
A change in diet in which omega-3 fish oils replaced animal fats also dramatically slowed down the rate of deterioration in people suffering early kidney disease.
Source: http://biblefood.findjunkfood.com/more-positive-effects-from-eat.html
Posted by
Admin
at
00.02
1 comments
Selasa, 08 Juli 2008
Which Foods Contain the Most Collagen?
What is Collagen?
Collagen is a type of protein. Fibrous in nature, it connects and supports other bodily tissues, such as skin, bone, tendons, muscles, and cartilage. It also supports the internal organs and is even present in teeth. There are more than 25 types of collagens that naturally occur in the body.
Collagen is one of the most plentiful proteins present in the bodies of mammals, including humans. In fact, it makes up about 25 percent of the total amount of proteins in the body. Some people refer to collagen as the glue that holds the body together. Without it, the body would, quite literally, fall apart.
Possessing great tensile strength, collagen functions in a manner that is very different from many other types of proteins. For example, it can be found both inside and outside of cells. Collagen fibers are important in contributing to the external structure of cells. However, they are present on the inside of some cells as well.
Collagen works hand-in-hand with elastin in supporting the body’s tissues. Basically, it gives body tissues form and provides firmness and strength; elastin gives the same body tissues much need flexibility. This combination of collagen and elastin is very important in many parts of the body, including, but not limited to, the lungs, bones, and tendons. Even the blood vessels rely on both collagen and elastin.
Often, collagen is discussed in relation to the skin. It works with keratin to provide the skin with strength, flexibility, and resilience. As people age, however, collagen degradation occurs, leading to wrinkles. As such, it is an important substance for those looking for ways to fight the visible effects of aging on the skin. Some skincare professionals actually advise people on ways to stimulate the production of collagen in skins cells.
In addition to being so important in the body, collagen also has many medical uses. It is used in some cosmetic surgery procedures and is sold as a supplement created for joint mobility. It is even used in treating and managing serious burns. For this purpose, it is used in creating man-made skin substitutes.
Since collagens are so important within the body, it stands to reason that collagen deficiencies can be problematic. In fact, there are some genetic diseases that are associated with collagen deficiencies. For example, osteogenesis imperfecta, commonly referred to as brittle bone disease, results from a significantly decreased level of collagen. It can also result from the presence of collagen that is of lower quality than normal.
Which Foods Contain the Most Collagen?Deriving its name from the Greek word kolla, collagen is indeed a vital element that helps to keep the body functioning. Fortunately, there are a number of foods that help to support the creation of collagen within our bodies. Here are a few examples of the many different foods that provide the building blocks for the collagen production.
Soy products such as soymilk and cheese contain an element known as genistein. The presence of genistein gives soy products their collagen production qualities, as swell as helping to block enzymes that tend to break down and age the skin. Just about any soy product contains enough genistein to be helpful, including soy products that have been developed as substitutes for meat products.
Dark green vegetables are also excellent examples of foods containing collagen producing agents. Rich in Vitamin C, regular consumption of kale, spinach, collards, and asparagus helps to strengthen the body’s ability to manufacture collagen and to utilize the protein effectively.
Red fruits and vegetables also are excellent sources to up the collagen content of foods in the diet. The presence of lycopenes in these types of foods helps to act as antioxidants, which in turn increases collagen production. Try adding rep peppers, beets, and fresh or stewed tomatoes to the diet. In like manner, darker berries, such as blueberries and blackberries also help to boost the antioxidant level in the body and stimulate the production of collagen.
The presence of omega acids also helps to create an ideal environment for collagen production. Fish such as salmon and tuna are excellent sources of omega fatty acids. Nuts such as cashews, pecans, almonds and Brazil nuts contain healthy amounts as well. For a snack that promotes healthy production of collagen, try making an avocado dip. Avocados contain the same omega fatty acids as fish, and digest just as easily.Foods that are rich in sulfur content are also important to collagen production. Among these are green and black olives, fresh cucumbers, and fresh stalks of celery. Working in conjunction with the sulfur, vegetables that are rich in Vitamin A also aid in keeping collagen levels high. Try adding raw carrots, fresh cantaloupe and baked sweet potatoes to the diet for an extra boost.
One of the key points to keep in mind is that it is possible to provide everything your body needs to produce collagen by eating a balanced diet. By including some of the foods mentioned here, you will soon begin to see a difference in the quality of your skin tone, as well as have an improved sense of overall health. (any source)
Posted by
Admin
at
20.23
Labels:
Estebel
1 comments
Senin, 30 Juni 2008
Keladi Tikus Atasi Kanker Payudara
Orang banyak mengenal keladi sebagai umbi talas yang bisa menjadi salah satu bahan untuk makanan. Jenisnya pun berbeda-beda. Di Papua, talas menjadi bahan makanan pokok. Namun, keladi tikus berbeda lagi dari yang biasa. Keladi tikus lebih banyak dijadikan bahan untuk obat tradisional.Keladi tikus (typhonium divaricatum (L.) Dence) mulai banyak dan semakin dikenal sebagai bahan untuk obat pembasmi kanker payudara. Di sebut keladi tikus karena ukurannya kecil daripada keladi biasa. Terna menahun ini berukuran tinggi 10 sampai 45 centimeter. Bagian yang lebih mirip binatang tikus adalah mahkota bunganya yang berwarna putih, berbentuk panjang kecil, mirip ekor tikus. Tanaman berbatang basah ini banyak tumbuh di tempat terbuka pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Daun tunggalnya muncul dari umbi. Bentuk daunnya bulat dengan ujung meruncing berbentuk jantung. Warnanya hijau segar.Umbi keladi tikus ini berbentuk bulat rata sebesar buah pala. Bagian dalam maupun luar umbi berwarna putih. Untuk perkembangbiakannya, bisa menggunakan umbinya atau anakan yang tumbuh dari umbi tersebut.Pada musim kemarau, batangnya menghilang. Sedangkan pada musim hujan, tumbuhan ini muncul lagi di atas permukaan tanah dari umbi yang terpendam di dalam tanah. Menurut Potopoy Pasau yang banyak menggunakan keladi tikus sebagai obat tradisional, tanaman ini tak berdaun di musim panas seperti sekarang ini. Karena itu, ia merasa kesulitan menemukannya. Ia mengaku, untuk obat tradisional, ia tak mengembangbiakan sendiri, melainkan mencari di tempat-tempat tumbuhnya keladi tikus ini. ''Keladi tikus lebih banyak digunakan untuk pengobatan kanker, khususnya kanker payudara.
Bagian yang digunakan adalah seluruh tanamannya, baik daun, hingga ke umbinya. Semuanya digerus dan ditambah air sedikit. Air saringannya itu yang diminum rutin,'' ujar Patopoy. Tanaman ini terasa hangat, asam, dan beracun. Keladi tikus berkhasiat sebagai antiradang, antipembengkakan, dan dapat membekukan darah atau mengurangi pendarahan. Karena mengandung racun, keladi tikus bisa menimbulkan gatal pada tenggorokan, mulut, dan kulit. Untuk mengatasi racun tersebut, perlu perlakuan khusus seperti mencucinya dalam air mengalir. Selain itu, bisa juga ditambahkan madu untuk menghilangkan gatal di mulut.Keladi yang punya nama laoshu yu (Tionghoa) itu ternyata sudah banyak digunakan dan dibuat dalam obat paten. Obat itu dibentuk dalam tablet. Hanya saja, untuk penyakit yang parah, konsultasi ke dokter tetap dianjurkan. Untuk pemakaian luar, seluruh tanaman keladi tikus dicampur beberapa bahan lain, dihaluskan dan ditempelkan pada bagian yang sakit. Sedangkan, untuk pemakaian dalam, sebanyak 50 gram keladi tikus dam bahan lainnya dihaluskan, ditambah air matang, disaring dan diminum.Beberapa penyakit bisa diatasi dengan pengobatan luar dengan keladi tikus. Contohnya saja, pertolongan pertama untuk gigitan lipan atau ular, radang kulit (pyoderma), bisul (furunculus), tumor yang berasal dari pembuluh darah (hemangioma), luka, borok, koreng, dan patek (frambusia).Penyakit yang bisa diatasi lewat pemakaian dalam antara lain kanker payudara. Untuk penyakit ini, digunakan seluruh bagian tanaman keladi tikus, dihaluskan dan ditambah 40 cc air matang, lalu disaring. Bisa ditambahkan madu ke dalamnya. Diamkan selama 30 menit sebelum makan. Larutan itu diminum rutin tiga kali sehari. Hanya saja, bagi penderita gangguan lambung, larutan ini diminum setelah makan. wed (Republika Online )
Posted by
Admin
at
09.19
Labels:
Lampe Berger
1 comments
Jumat, 20 Juni 2008
Kanker Sudah Tidak Berbahaya Lagi ?
Kanker tidak lagi mematikan. Para penderita kanker di Indonesia dapat memiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya tanaman “KELADITIKUS” (Typhonium Flagelliforme/ Rodent Tuber) sebagai Tanaman obat yang dapatmenghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker Dan berbagai penyakit beratlain.
Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 sampai 30 cm inihanya tumbuh di semak yang tidak terkena sinar matahari langsung. “Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa,” kata Drs.Patoppoi Pasau, orang pertama yang menemukan tanaman itu di Indonesia.
Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof Dr Chris K.H.Teo,Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari University Sains Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia.
Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu Ribuan pasien dari Malaysia , Amerika, Inggris , Australia , Selandia Baru, Singapura, dan berbagai negara di dunia.
Di Indonesia, tanaman ini pertama ditemukan oleh Patoppoi di Pekalongan, Jawa Tengah. Ketika itu, istri Patoppoi mengidap kanker payudara stadium III dan harus dioperasi 14 Januari 1998.
Setelah kanker ganas tersebut diangkat melalui operasi, istri Patoppoi harus menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk membunuh sel, Red) Untuk menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut.
Sebelum menjalani kemoterapi,dokter mengatakan agar kami menyiapkan wig (rambut palsu) karena kemoterapi akan mengakibatkan kerontokan rambut, selain kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan,” jelas Patoppoi.
Selama mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi Terus berusaha mencari pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan informasi mengenai penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati kanker. “Saat itu juga saya langsung terbang ke Malaysiauntuk membeli the tersebut,” ujarPatoppoi yang juga ahli biologi. Ketika sedang berada di sebuah toko obat di Malaysia, secara tidak sengaja dia melihat dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul Cancer, Yet They Live karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996.
“Setelah saya baca sekilas, langsung saja saya beli buku tersebut. Begitu menemukan buku itu, saya malah tidak jadi membeli teh Lin Qi, tapi langsung pulang ke Indonesia,” kenang Patoppoi sambil tersenyum. Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium flagelliforme itu.
Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan pejabat Departemen Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman tersebut. Setelah menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat, familinya di Pekalongan Jawa Tengah, balas menghubunginya.
Ternyata, mereka menemukan tanaman itu di sana. Setelah mendapatkan tanaman tersebut dan mempelajarinya lagi, Patoppoi menghubungi Dr. Teo di Malaysia untuk menanyakan kebenaran tanaman yang ditemukannya itu.
Selang beberapa hari, Dr Teo menghubungi Patoppoi dan menjelaskan bahwa tanaman tersebut memang benar Rodent Tuber. “Dr Teo mengatakan agar tidak ragu lagi untuk menggunakannya sebagai obat,” lanjut Patoppoi.
Akhirnya, dengan tekad bulat dan do’a untuk kesembuhan, Patoppoi mulai memproses tanaman tersebut sesuai dengan langkah-langkah pada buku tersebut untuk diminum sebagai obat. Kemudian Patoppoi menghubungi putranya, Boni Patoppoi di Buduran, Sidoarjo untuk ikut mencarikan tanaman tersebut.
“Setelah melihat ciri-ciri tanaman tersebut, saya mulai mencari dipinggir sungai depan rumah dan langsung saya dapatkan tanaman tersebut tumbuh liar di pinggir sungai,” kata Boni yang mendampingi ayahnya saat itu.
Selama mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteri Patoppoi mengalami penurunan efek samping kemoterapi yang dijalaninya. Rambutnya berhenti rontok, kulitnya tidak rusak dan mual-mual hilang. “Bahkan nafsu makan ibu saya pun kembali normal,” lanjut Boni.
Setelah tiga bulan meminum obat tersebut, isteri Patoppoi menjalani pemeriksaan kankernya. “Hasil pemeriksaan negatif, dan itu sungguh mengejutkan kami dan dokter-dokter di Jakarta,” kata Patoppoi. Para dokter itu kemudian menanyakan kepada Patoppoi, apa yang diberikan pada isterinya. “Malah mereka ragu, apakah mereka telah salah memberikan dosis kemoterapi kepada kami,” lanjut Patoppoi.
Setelah diterangkan mengenai kisah tanaman Rodent Tuber, para dokter pun mendukung Pengobatan tersebut dan menyarankan agar mengembangkannya. Apalagi melihat keadaan isterinya yang tidak mengalami efek samping kemoterapi yang sangat keras tersebut. Dan pemeriksaan yang seharusnya tiga bulan sekali diundur menjadi enam bulan sekali.”Tetapi karena sesuatu hal, para dokter tersebut tidak mau mendukung secara terang-terangan penggunaan tanaman sebagai pengobatan alternatif,” sambung Boni sambil tertawa.
Setelah beberapa lama tidak berhubungan, berdasarkan peningkatan keadaan isterinya, pada bulan April 1998, Patoppoi kemudian menghubungi Dr.Teo melalui fax untukmenginformasik an bahwa tanaman tersebut banyak terdapat di Jawa dan mengajak Dr. Teo untuk menyebarkan penggunaan tanaman ini di Indonesia.
Kemudian Dr. Teo langsung membalas fax kami, tetapi mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat, karena jarak yang jauh,” sambung Patoppoi.
Meskipun Patoppoi mengusulkan agar buku mereka diterjemahkan dalam bahasa Indonesiadan disebar-luaskan di Indonesia, Dr. Teo menganjurkan agar kedua belah pihak bekerja sama dan berkonsentrasi dalam usaha nyata membantu penderita kanker di Indonesia.
Kemudian, pada akhir Januari 2000 saat Jawa Pos mengulas habis mengenai meninggalnya Wing Wiryanto, salah satu wartawan handal Jawa Pos, Patoppoi sempat tercengang. Data-data rinci mengenai gejala, penderitaan, pengobatan yang diulas di Jawa Pos, ternyata sama dengan salah satu pengalaman pengobatan penderita kanker usus yang dijelaskan di buku tersebut. Dan eksperimen pengobatan tersebut berhasil menyembuhkan pasien tersebut.
“Lalu saya langsung menulis di kolom Pembaca Menulis di Jawa Pos,”ujar Boni.
Dan tanggapan yang diterimanya benar-benar diluar dugaan. Dalam sehari, bisa sekitar 30 telepon yang masuk. “Sampai saat ini, sudah ada sekitar 300 orang yang datang ke sini,” lanjut Boni yang beralamat di Jl. KH. Khamdani, Buduran Sidoarjo.
Pasien pertama yang berhasil adalah penderita Kanker Mulut Rahim stadium dini. Setelah diperiksa, dokter mengatakan harus dioperasi. Tetapi karena belum memiliki biaya dan sambil menunggu rumahnya laku dijual untuk biaya operasi, mereka datang setelah membaca Jawa Pos. Setelah diberi tanaman dan cara meminumnya, tidak lama kemudian pasien tersebut datang lagi dan melaporkan bahwa dia tidak perlu dioperasi, karena hasil pemeriksaan mengatakan negatif.
Berdasarkan animo masyarakat sekitar yang sangat tinggi, Patoppoi berusaha untuk menemui Dr. Teo secara langsung. Atas bantuan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, Sampurno, Patoppoi dapat menemui Dr. Teo di Penang, Malaysia. Di kantor Pusat Cancer Care Penang, Malaysia, Patoppoi mendapat penerangan lebih lanjut mengenai riset tanaman yang saat ditemukan memiliki nama Indonesia.
Ternyata saat Patoppoi mendapat buku “Cancer, Yet They Live” edisi revisi tahun 1999, fax yang dikirimnya di masukkan dalam buku tersebut, serta pengalaman isterinya dalam usahanya berperang melawan kanker. Dari pembicaraan mereka, Dr. Teo merekomendasi agar Patoppoi mendirikan perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Surabaya. Maka secara resmi, Patoppoi dan putranya diangkat sebagai perwakilan lembaga sosial Cancer Care Indonesia, yang juga disebutkan dalam buletin bulanan Cancer Care, yaitu di Jl. Kayu Putih 4 No. 5, Jakarta, telp. 021-4894745, dan di Buduran, Sidoarjo.
Cancer Care Malaysia telah mengembangkan bentuk pengobatan tersebut secara lebih canggih. Mereka telah memproduksi ekstrak Keladi Tikus dalam membentuk pil dan teh bubuk yang dikombinasikan dengan Berbagai tananaman lainnya dengan dosis tertentu. “Dosis yang diperlukan tergantung penyakit yang diderita,” kata Boni.
Untuk mendapatkan obat tersebut, penderita harus mengisi formulir yang menanyakan keadaan dan gejala penderita dan akan dikirimkan melalui fax ke Dr. Teo. “Formulir tersebut dapat diisi disini, dan akan kami fax-kan.
Kemudian Dr. Teo sendiri yang akan mengirimkan resep sekaligus obatnya, dengan harga langsung dari Malaysia, sekitar 40-60 Ringgit Malaysia,” lanjut Boni.
“Jadi pasien hanya membayar biaya fax dan obat, kami tidak menarikkeuntungan, malahan untuk yang kurang mampu, Dr.Teo bisa memberikan perpanjangan waktu pembayaran. ” tambahnya.
Sebenarnya pengobatan ini juga didukung dan sedang dicoba oleh salah satu dokter senior di Surabaya, pada pasiennya yang mengidap kanker ginjal. Ada dua pasien yang sedang dirawat dokter yang pernah Menjabat sebagai direktur salah satu rumah sakit terbesar di Surabaya ini. Pasien pertama yang mengidap kanker rahim tidak sempat diberi pengobatan dengan keladi tikus, karena telah ditangani oleh rekan-rekan dokter yang telah memiliki reputasi. Setelah menjalani kemoterapi dan radiologi, pasien tersebut mengalami kerontokan rambut, kulit rusak dan gatal, dan selalu muntah.
Tetapi pada pasien kedua yang mengidap kanker ginjal, dokter ini menanganinya sendiri dan juga memberikan pil keladi tikus untuk membantu proses penyembuhan kemoterapi. Pada pasien kedua ini, tidak ditemui berbagai efek yang dialami penderita pertama, bahkan pasien tersebut kelihatan normal. Tetapi dokter ini menolak untuk diekspos karena menurutnya, pengobatan ini belum resmi diteliti di Indonesia.
Menurutnya, jika rekan-rekannya mengetahui bahwa dia memakai pengobatan alternatif, mereka akan memberikan predikat sebagai “ter-kun” atau dokter-dukun.
“Disinilah gap yang terbuka antara pengobatan konvensional dan modern,” kata dokter tersebut. Banyak hal menarik yang dialami Boni selama menerima dan memberikan bantuan kepada berbagai pasien. Bahkan ada pecandu berat putaw dan sabu-sabu diSurabaya, yang pada akhirnya pecandu tersebut mendapat kanker paru-paru. Setelahmendapat vonis kanker paru-paru stadium III, pasien tersebut mengkonsumsi pil dan teh dari Cancer Care. Hasilnya cukup mengejutkan, karena ternyata obat tersebut dapat mengeluarkan racun narkoba dari peredaran darah penderita dan mengatasi ketergantungan pada narkoba tersebut.
“Tapi, jika pecandu sudah bisa menetralisir racun dengan keladi tikus, dia tidak boleh memakai narkoba lagi, karena pasti akan timbul resistensi. Jadi jangan seperti kebo, habis mandi berkubang lagi,” sambung Boni sambil tertawa. Juga ada pengalaman pasien yang meraung-raung kesakitan akibat serangan kanker yang menggerogotinya, karena obat penawar rasa sakit sudah tidak mempan lagi. Setelah diberi minum sari keladi tikus, beberapa saat kemudian pasien tersebut tenang dan tidak lagi merasa kesakitan.
Menurut data Cancer Care Malaysia, berbagai penyakit yang telah disembuhkan adalah berbagai kanker dan penyakit berat seperti kanker payudara, paru-paru, usus besar-rectum, liver, prostat, ginjal, leher rahim, tenggorokan, tulang, otak, limpa, leukemia, empedu, pankreas, dan hepatitis.
Jadi diharapkan agar hasil penelitian yang menghabiskan milyaran Ringgit Malaysia selama 5 tahun dapat benar-benar berguna bagi dunia kesehatan. (http://getnew-information.blogspot.com)
Posted by
Admin
at
09.06
Labels:
Lampe Berger
0
comments
Kamis, 19 Juni 2008
Congratulations! You're Pregnant!
You have so much ahead of you and, no doubt you are being inundated with information from friends, family and media on what you should and shouldn't be doing, should you be exercising or shouldn't you? There's no 2 ways about it, the subject of exercise and pregnancy can be a headache...as if you haven't got enough on your plate!!!
But what do the experts say about the subject?
Below I've listed a summary of the guidelines that the American College of Sports Medicine give for Exercise during Pregnancy:
Exercising during your pregnancy can be highly beneficial. It can:
>Help you maintain your posture & muscle tone
>Help reduce stress
>Reduce complications during your labour
>Aid with a faster recovery & delivery
During pregnancy, an increase in body temperature, heart rate and blood flow all will have an effect on your unborn baby, and these factors should be taken into account when you are exercising...
1) Lower the intensity of your normal workout e.g. change running to walking. Exercise should be mild to moderate intensity.
2) Avoid saunas, steam room and spas as this will have an increase in body temperature.
3) Drink water before, during and after exercise as this will help you stay hydrated throughout your pregnancy.
4) Eat regularly throughout the day, especially 2-4 hours before exercising. You need those extra calories as you're eating for two now!
5) Don't Overstretch! During pregnancy, and up to 5 months after your labour, your body will produce a hormone called relaxin which allows the ligaments to soften and stretch to aid with the labour. Avoid unstable or rocky terrain as sprains and other injuries may occur due to your lax ligaments. Take care when you stretch as you will be able to stretch much further than normal.
6) Exercise your pelvic floor muscles during pregnancy as this will help during your labour.
7) Return to exercise gradually after birth - don't try to do the same workout you used to do.
8) Exercising your abdominals shouldn't be a priority at this stage, you can still gently exercise this area by positioning yourself on your hands and knees and pulling your abdominal muscles in.
9) Strengthen your posture muscles throughout your pregnancy as this will make things a lot easier when you're carrying the extra weight. Avoid over exerting or straining!
10) During your second and third trimester, avoid exercises that involve you lying flat on your back as this can decrease blood flow to the womb.
Good Luck, and here's to your baby,
Sam Winkworth
NB - Please consult with your GP prior to commencing exercise during pregnancy.
PS - What do YOU THINK? We'd love to hear from you. Send your comments and questions to admin@evolutionfitnessandnutrition.com
PPS - If you're determined to lose your babyfat and are 100% committed to achieving your goals then I've got a couple of recommendations to help you achieve more than you currently are, and faster than you're used to.
One is my 'Distance Support Programme'.
http://www.evolutionfitnessandnutrition.com/distance_support_programme.html
Its my Distance Support Programme I've formulated to deliver rapid results through training worksheets, nutrition programmes, recipes and daily motivational emails to keep you on track.
My readers have not only gone on to lose a shed load of body fat, but increase their health, their fitness and so much more.
And if moneys a little tight at the moment, then I suggest you get on over to my free fat loss report. It will be well worth your time as it has plenty of tips and advice that I use you with my current paying clients that have helped them achieve great success.
http://www.evolutionfitnessandnutrition.com/free_fat_loss_report.html
Article Source: http://EzineArticles.com/?expert=Sam_Winkworth
Posted by
Admin
at
22.32
Labels:
Estebel
0
comments